KASASINEWS,--Keprihatinan
….!!! Opini terkait Pasar Tradisional Kota Bandung yang ramai di Media Sosial,
Baik Tiktok atau pun IG serta Lainnya.Tidak ada yg like..tapi saya yakin banyak
yang nonton . banyak momentum yg bisa diambil, baik oleh masyarakat pasar
tradisional, bahkan Pemerintah Kota
Bandung sendiri.Aksi akuisisi serampangan ini bukan tidak mungkin muncul akibat dari upaya-upaya dangkal
pembungkaman kesadaran.Dimana kesadaran menumbuhkan daya beli masyarakat lebih
penting ketimbang menumbuhkan bangunan pasar berlantai lantai.
Dari pengalaman
saya menyajikan informasi terkait sistem Bangun Bina serah atau lebih dikenal
dengan BOT antara penyelenggara pasar dan pihak ke 3 dalam kurun waktu yamg
ditentukan, selalu menarik action shadow yg tidak dibubuhkan dalam perjanjian. Bau
praktek ijon dan grativikasi dengan berbungkus PRAKASA sangat kental terjadi.
Cerita pasar
panorama Lembang, Pasar Batujajar, pasar Andir kota Bandung,pasar Baru Bandung,
Pasar Gedebage, pasar Bancey Bandung, pasar baltos Balubur pasar tagog
padalarang, soreang atau bahkan cigasong majalengka, selalu menjadi petikan
menarik untuk didalami.
Terlalu banyak
urusan Service charge jadi pelicin akal bulus pihak yang mengatasnamakan
revitalisasi, sementara Negara secara abai tidak melakukan kajian daya beli
atau bahkan memaksa masyarakat pasar untuk melakukan Kredit demi kembali
menempati kiosnya, namun tawaran kredit malah mencekik sehingga kios bayangan
akan menjadi citra pungli di cerita pinggiran busuk revitalisasi pasar.
Saat saya
bertanya tentang pasar Ciparay,Pasar Cihaurgeulis Bandung, saya teringat dengan Pasar Patrol, yang sama
hapeningnya, bahkan konon katanya masyarakat pasar (pedagang) disana saat ini
diadu domba dengan paguyuban yang murni dilahirkan dari kegelisahan masyarakat
pedagang sendiri, ratusan juta sudah terkoyak menguap mengalir ke kantung
pihak-pihak yang mamanfaatkan situasi. Kini terjadi indikasi adu domba di pasar
Gedebage yang di lakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab, atas perintah
kepentingan menutupi bau busuk masalah asset puluhan Ribu meter persegi.yang
sampai sekarang tidak di serahkan kepada pemerintah sesuai dengan perjanjian
yang ada.
Konteks yang
ingin saya sampaikan dalam komentar ini. Sayangnya dalam kegaduhan rencana revitalisasi
pasar cijerah serta PKS Pasar Gedebage ini tidak menarik saya seperti
sebelum-sebelumnya dipasar yang ditulis beberapa diatas, (walau untuk beberapa
pihak mungkin mengira didalam penolakan). Mungkin akibat jenuh!
Jenuh melihat
konflik yang konvensional, seperti penaganan sampah, berkonflik tapi masih
itu-itu saja jalan keluarnya, angkut dan buang, alih-alih ada gajih tunjangan
kinerja tapi ASN yang menggeluti itu tidak melihat solusi yg ditawarkan bahkan
cenderung tertarik dalam industrinya sendiri.
Apakah revitalisasi pasar menjadi industri juga? ijinkan saya menyampaikan gagasan.
Masih ingat
pribahasa sunda yang menyebut, "MI INDUNG KAWAKTU, MIBAPA KA JAMAN" ,
adalah pribahasa yang harus digunakan dalam kegiatan revitalisasi pasar.
Silahkan lakukan
kajian, dimana Kios pakaian (sandang terpuruk) akibat gelapnya perspektif dan
cara pandang para pedagang yang buntu, hopeles tergerus oleh jaman melalui pase
E-commerse.
Bukankah para
pemimpin harusnya lebih bijak, membangun saran yang efektif, tidak melulu tergerus
industrialisasi Pasak, pancang dan bangunan megah saja?
Bagaimana mungkin industri creative tidak ditarik masuk kedalam program revitalisasi Sumber Daya Manusianya juga.
Dimana disetiap
kios sandang terdapat para pedagang yang diberikan pelatihan influencer menjadi
2 sector marketing, sector real berada di pasar dan bisa melakukan marketing
online. Begitupun para umkm, penyaji
makanan.
Revitalisasi SDM
masyatakat pasar harus segera juga di Bangun Bina Serahkan sebagai pelebur
kewajiban para penyelenggara Negara ini.
Teruntuk para
aktivis, bakarlah api semangat perubahan untuk kemanusiaan dan terus berikan
solusimu!Rahayu..Rahayu..Rahayu. “ TulisanMaung Kaboa”,-( Red,-Louis Vicky)
0 Komentar